Sabtu, 03 November 2012

"Rejeki Nomplok"

Sore itu, seperti biasa aku menunggu bis. Lama juga tidak muncul-muncul, hampir setengah jam lebih. Sudah tradisi,  semakin lama menunggu,  maka semakin penuh penumpang yang ada. Benar juga, setelah hampir menunggu 40 menit-an, bis "hantu" akhirnya muncul juga. Bagi mereka yang sering bepergian Yogyakarta - Surabaya, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah "bis hantu", atau "raja jalanan". Yah, bis SK, yang sekarang berganti nama dengan SR dan SS.

Penumpang penuh sesak, seperti lagunya God Bless "Bis Kota", walaupun sudah memakai AC, tapi dengan kondisi dan karakter penumpang yang berbeda-beda, yang sebelah minta dinyalakan, yang satunya minta dimatikan, yah begitulah, udara yang sudah pengap bercampur keringat, diputar ulang oleh air conditioner.

Ditengah penuh sesaknya penumpang, banyak penumpang yang berdiri, eh ... kok ya sempat-sempatnya ada sepasang penumpang laki-laki dan perempuan yang kurang "senonoh" bermesraan di dalam bis, entah suami istri atau bukan. Katakanlah kalau pasangan sah pun, rasanya tidak pantas dilihat orang-orang, terlebih anak kecil yang berdiri disampingnya.
Banyak penumpang yang sudah jengah melihat adegan tersebut, tetapi belum ada seorangpun yang menegurnya, takut tersinggung barangkali. 

Aku serba nggak enak juga melihat hal seperti ini, mosok dibiarkan. Akhirnya sebelum aku sempat menegurnya, tiba-tiba .... crottt.... rupanya ada seorang pemuda yang mabuk darat, muntah, dengan radius hampir satu meter, dan tepat diatas dua penumpang yang "tidak senonoh" tadi. 
Seketika penumpang pada tertawa melihat adegan tersebut. Dan hebatnya, "muncrat"-an tersebut tidak ada unsur kesengajaan, karena telah melewati satu deret bangku. 

Akhirnya si ketiban "rejeki nomplok" tersebut, dengan rambut dan dada yang bergelepotan muntah, menyeringai dengan diiringi tawa penumpang yang lain, .... syukuriiiinn ...
Saat itu juga si pemuda yang mabuk tadi turun, ketika ditanya baru sakit, pantesan pucat. 
"Tapi ada hikmahnya juga Mas, bisa mbubarin "gituan' tanpa harus menegur," kataku.
 
 
Selengkapnya »»  

Rabu, 24 Oktober 2012

Amanah

Pegawai yang Amanah
sumber : Rumaysho.com

Menjadi pegawai yang amanat dan ikhlas dalam bekerja sungguh sangat sulit ditemukan saat ini. Betapa sering kita lihat pegawai tidak ontime dalam jam masuk kerja, ketika jam kerja malah terlihat beberapa yang berada di pusat perbelanjaan. Korupsi pun sering terjadi, baik dalam hal korupsi waktu, korupsi aset, dan korupsi uang jalan. 

Gratifikasi dan suap menyuap pun menjadi hal yang biasa di tengah-tengah mereka. Padahal setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang kita perbuat, baik kita sebagai atasan atau pun bawahan. 

Perintah untuk Menunaikan Amanat

Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanat kepada yang berhak” (QS. An Nisaa’: 58).
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
Tunaikanlah amanat pada orang yang memberikan amanat padamu dan janganlah mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR. Abu Daud no. 3535, Tirmidzi no. 1264 dann Ahmad 3: 414, shahih).
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ
Hendaklah kalian menunaikan hak pada yang berhak menerimanya, karena nanti akan dituntut qishash untuk kambing yang tidak bertanduk dari kambing yang bertanduk” (HR. Muslim no. 2582).
Orang yang berkhianat terhadapa amanat pun menyandang salah satu sifat munafik. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini menerangkan tanda munafik, yang memiliki sifat tersebut berarti serupa dengan munafik atau berperangai seperti kelakuan munafik. Karena yang dimaksud munafik adalah yang ia tampakkan berbeda dengan yang disembunyikan. Pengertian munafik ini terdapat pada orang yang memiliki tanda-tanda tersebut” (Syarh Muslim, 2: 47).

Seseorang yang Dikatakan Amanat

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Menunaikan amanat yang dimaksudkan adalah umum mencakup segala yang diwajibkan pada seorang hamba, baik hak Allah atau hak sesama manusia” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 124).
Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Amanat adalah segala sesuatu yang diemban oleh seseorang yang diperintahkan untuk ditunaikan. Perintah Allah untuk menunaikan amanat sudah amat sempurna, perintah tersebut tidak kurang dan tidak bertele-tele. Termasuk dalam memegang amanat adalah dalam hal kekuasaan dan harta, juga menjaga rahasia. 

Begitu pula termasuk amanat adalah menjalankan perintah Allah yang di mana Allah yang langsung mengawasi hal ini. Para fuqoha menyebutkan bahwa orang yang dibebankan amanat, hendaklah ia benar-benar menjaganya. Mereka berkata bahwa seseorang tidak disebut menunaikan amanat melainkan dengan menjaganya, dan hukumnya adalah wajib. Dan amanat di sini mesti ditunaikan pada ahlinya. Ini menunjukkan bahwa amanat tersebut jangan ditunaikan pada orang lain. Orang yang menjadi wakil sama halnya dengan orang yang memberikan amanat. Jika amanat ini diserahkan pada orang lain, maka itu berarti seseorang tidak menunaikan amanat dengan benar” (Taisir Al Karimir Rahman, 183).

Penjelasan dua ulama di atas menunjukkan bahwa penunaian amanat ini adalah umum. Ada amanat yang berkaitan dengan hak Allah yaitu menjalankan setiap yang Allah perintahkan dan menjauhi segala yang Allah larang. Jika seseorang berbuat syirik, melakukan tumbal, meminta syafa’at kepada selain Allah, maka orang seperti ini tidaklah amanat karena kita diperintahkan untuk mentauhidkan Allah dan menjauhi segala macam bentuk kesyirikan. Jika seseorang melakukan suatu amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti melakukan dzikir jama’ah dengan dikomandoi, melaksanakan puasa khusus pada hari ulang tahunnya, atau memeriahkan perayaan non muslim, ini adalah bentuk tidak amanat. 
Berkaitan dengan hak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, setiap muslim diperintahkan untuk mengikuti tuntunannya dan tidak membuat ajaran baru yang tidak pernah beliau contohkan. Begitu pula orang yang bermaksiat kepada Allah, berlaku tidak jujur, tidak amanat, berzina, dan menginjak kehormatan saudaranya, ini tidak disebut amanat.

Mengemban amanat juga berkaitan dengan hak sesama. Seorang istri punya kewajiban untuk taat pada suami, menjaga dirinya dari zina, dan tidak mengizinkan orang lain masuk rumah kecuali dengan izin atau ridho suami. Jika ia tidak memenuhi kewajibannya sebagai istri, maka ia berarti tidak amanat. Begitu pula suami yang tidak mempedulikan nafkah keluarga, berlaku kasar pada istri serta tidak mempedulikan keadaan agama istri dan anak-anaknya adalah suami yang tidak amanat.

Pegawai yang Amanat

Pegawai yang disebut amanat berarti yang memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai pegawai. Di antara tanda pegawai yang amanat terhadap kewajibannya:
  1. Jika telah ada ketetapan waktu awal dan akhir kerja, maka ia harus memenuhi aturan tersebut. Tidak boleh seorang pegawai telat datang kerja dan lebih awal pulang atau ketika jam kerja malah berada di pusat perbelanjaan.
  2. Tidak menggunakan fasilitas kantor seperti mobil atau kendaraan dinas untuk kepentingan pribadi.
  3. Tidak memanipulasi sisa uang perjalanan dinas. Beberapa pegawai ada yang sengaja memanipulasi laporang keuangan perjalanan dinas dan mengambilnya untuk masuk ke kantongnya sendiri.
  4. Tidak menerima suap dan segala bentuk gratifikasi. Seorang sipir penjara, tidak boleh menerima uang dari pengunjung yang ingin menjenguk saudaranya karena hal ini termasuk ghulul atau hadiah khianat. Begitu pula seorang pejabat tidak boleh menerima parcel karena hadiah semacam ini lebih menjurus pada sogok. Seandainya ia bukan penjaga sipir atau bukan sebagai pejabat eselon tinggi, tentu ia tidak akan mendapatkan hadiah atau parcel tersebut. Dalam hadits disebutkan, “Hadiah bagi pejabat (pekerja) adalah ghulul (khianat)” (HR. Ahmad 5: 424, shahih). Ibnu Habib menjelaskan, “Para ulama tidaklah berselisih pendapat tentang terlarangnya hadiah yang diberikan kepada penguasa, hakim, pekerja (bawahan) dan penarik pajak.”
Cobalah kita lihat bagaimana akibat yang menimpa pegawai atau pekerja yang tidak amanat.
Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mempekerjakan seseorang dari bani Asad yang namanya Ibnul Lutbiyyah untuk mengurus zakat. Orang itu datang sambil mengatakan, "Ini bagimu, dan ini hadiah bagiku." Secara spontan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di atas mimbar -sedang Sufyan mengatakan dengan redaksi 'naik minbar’-, beliau memuja dan memuji Allah kemudian bersabda,

مَا بَالُ الْعَامِلِ نَبْعَثُهُ ، فَيَأْتِى يَقُولُ هَذَا لَكَ وَهَذَا لِى . فَهَلاَّ جَلَسَ فِى بَيْتِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَنْظُرُ أَيُهْدَى لَهُ أَمْ لاَ ، وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يَأْتِى بِشَىْءٍ إِلاَّ جَاءَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى رَقَبَتِهِ ، إِنْ كَانَ بَعِيرًا لَهُ رُغَاءٌ ، أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ ، أَوْ شَاةً تَيْعَرُ

"Ada apa dengan seorang pengurus zakat yang kami utus, lalu ia datang dengan mengatakan, “Ini untukmu dan ini hadiah untukku!” Cobalah ia duduk saja di rumah ayahnya atau rumah ibunya, dan cermatilah, apakah ia menerima hadiah ataukah tidak? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang datang dengan mengambil hadiah seperti pekerja tadi melainkan ia akan datang dengannya pada hari kiamat, lalu dia akan memikul hadiah tadi di lehernya. Jika hadiah yang ia ambil adalah unta, maka akan keluar suara unta. Jika hadiah yang ia ambil adalah sapi betina, maka akan keluar suara sapi. Jika yang dipikulnya adalah kambing, maka akan keluar suara kambing.“

ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَتَىْ إِبْطَيْهِ « أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ » ثَلاَثًا

Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga kami melihat putih kedua ketiaknya seraya mengatakan, " Ketahuilah, bukankah telah kusampaikan?" (beliau mengulang-ulanginya tiga kali) (HR. Bukhari no. 7174 dan Muslim no. 1832).
Semoga Allah memberi taufik kepada kita dalam mengemban setiap amanat dan moga kita terhindar dari sifat khianat. 

Wallahu waliyyut taufiq.

Selengkapnya »»  

Jumat, 19 Oktober 2012

Rehat ...


sumber : anehunik.com

















...tuh, awas ... bagi yang semuanya serba pembantu.



Selengkapnya »»  

Planet

Masihkah Anda Sombong
Setelah Melihat Gambar ini ?

sumber : Acehloensayang.com

Sungguh Maha Besar, melihat Ciptaan-Nya saja Kita tidak mampu apalagi Melihat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Renungkanlah bahan bacaan di bawah ini semoga kita terhindar dari perbuatan sombong. Sesungguhnya kita Sangat Kecil di Mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Tim unikaneh.com mendapatkan beberapa gambar mengenai perbandingan ukuran bumi, diantara beberapa bagian di jagat raya ini.


 Gambar menunjukkan besar bumi dibandingkan dengan planet2 yang ukurannya lebih kecil, yaitu : Venus, Mars, Mercury, dan Pluto.

Lalu kita lihat gambar di bawah ini…



Ini bumi dibandingkan dengan planet2 yang lebih besar.. Ada Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Selanjutnya…



Perhatikan Bumi apabila dibandingkan dengan Matahari.

Next…



Apabila dibandingkan dengan Arcturus, Matahari saja sudah terlihat sangat kecil, apalagi Bumi.

Sampai sini…


 Dan disini matahari sudah tak terlihat, bagaimana dengan bumi..?

Dengan perbandingan diatas tadi, setidaknya kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi, apalagi kita sebagai penghuninya. Terbayang jelas jagat raya yang sangat besar pada gambar skala-skala diatas. Bumi kita tidak kelihatan lagi di sini, bahkan matahari hanya sebesar debu.

Antares adalah bintang ke-15 yang paling terang di angkasa. Sebenarnya masih banyak yang lebih besar lagi dari Antares, tapi belum ada bukti dan bahkan satelit huble tercanggih pun belum bisa memotretnya.

Saya sempat berpikir juga… Siapakah kita…?
Layakkah kita sombong dihadapan ALLAH ?
Apakah tujuan hidup kita…?
Apa yang membuat hidup kita, manusia, berharga, mulia dihadapan ALLAH…?

Bumi saja yang menurut kalian besarnya cuma setitik, gimana kalian yang sangat kecil???  Jadi.. tidaklah pantas manusia berjalan di atas muka bumi ini dengan sombong  terhadap sesama makhluk Allah, apalagi berlaku sombong terhadap Penciptanya, Yang Maha Besar, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan tidak menerapkan hukum-hukum-Nya, apalagi sampai lebih mendahulukan hukum buatan manusia daripada Hukum Allah Subhanahu Wa Ta’ala… Na’udzubillahi min dzalik.
Selengkapnya »»  

Rabu, 17 Oktober 2012

Kelinci

Kelinci dan Kandangnya
Oleh : Zilzaal

Seekor kelinci muda menampakkan wajah gelisah ketika berada di sebuah kandang. Walau daun-daun segar selalu tersedia setiapkali ia ingin makan, kandang baginya sebuah penjara yang menghalanginya menikmati kebebasan di luar sana.

“Kamu ingin bebas dari kandang ini, anakku?” ucap seekor kelinci tua tiba-tiba. Warna bulunya yang tidak lagi cerah, menunjukkan kalau si pemilik suara itu sudah begitu lama mengenyam kehidupan.

“Tentu saja! Aku ingin bebas di luar sana!” jawab si kelinci muda setelah menoleh ke arah kelinci tua.

Persahabatan dua kelinci itu memang tergolong baru. Ketika kelinci muda dimasukkan ke kandang oleh sang pemilik, kelinci tua sudah ada di situ. Ia tidak tahu persis, sudah berapa lama kelinci tua itu menetap di kandang yang tak lebih baginya sebagai sebuah penjara.

Belum lagi dua kelinci itu melanjutkan percakapannya, tangan sang pemilik tiba-tiba menjulur ke kandang. Sepertinya, tangan itu hendak meraih kelinci tua. Dan benar saja, sang kelinci tua berhasil terpegang setelah sebelumnya menunjukkan penghindaran.

Tangan sang pemilik pun mengeluarkan sang kelinci tua di sebuah rerumputan tak jauh dari kandang. Tapi, kelinci tua itu tidak mau bergerak. Ia tetap diam. Sepertinya, sang kelinci tua ingin kembali dimasukkan kedalam kandang.

Seperti memahami bahasa tubuh kelinci, sang pemilik pun kembali memasukkan kelinci tua kedalam kandang.

“Aneh, kenapa bapak tidak memanfaatkan kesempatan untuk bebas? Apa bapak lebih senang berada di sini daripada di luar sana?” sergah sang kelinci muda sesaat setelah kelinci tua kembali berada dalam kandang.

”Anakku,” ucap sang kelinci tua. ”Tidak selamanya kebebasan itu baik. Justru, aku lebih aman berada dalam kandang ini daripada di luar sana!” lanjut sang kelinci tua.

”Bapak takut berada di luar sana? Bukankah kita bisa berlari cepat jika ada yang membahayakan kita?” tanya kelinci muda lagi.

”Sebenarnya,” jawab kelinci tua. ”Aku lebih takut pada kebebasan diriku sendiri daripada mangsa di luar sana. Karena bagiku, kebebasanlah yang membuatku lengah dari berbagai bahaya. Dan kebebasan pula yang membuatku menjadi bodoh untuk membedakan mana yang aman dan mana yang membahayakan.”

Sang Pemilik kehidupan memberikan kebebasan bagi kita untuk memilih: mau bebas atau ’terpenjara’ dalam aturannya. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang mampu melihat bahwa ’penjara’ itu jauh lebih baik dari kebebasan.

Padahal, seperti yang diucapkan sang kelinci tua, Kebebasanlah yang menjadikan diri bodoh untuk membedakan mana yang aman, dan mana yang bahaya!

Selengkapnya »»  

mBok Sumi

.... cerita ini sudah banyak beredar di dunia maya setahun yang lalu, semoga cerita berikut bisa menambah semangat untuk berqurban ...terkhusus buat teman yang belum pernah membaca

  Qurban mBok Sumi

Setelah melayani pembeli, saya melihat seorang ibu sedang memperhatikan dagangan kami. Dilihat dari penampilannya sepertinya dia tidak akan beli. Namun saya coba hampiri dan menawarkan.

” Silahkan bu..”
“Kalau yang itu berapa bang?‚ Ibu itu menunjuk kambing yang paling agak kecil.

 “Kalau yang itu harganya Rp 600 ribu bu”, jawab saya.
“Harga pasnya berapa?”

“500 ribu deh. Kalau mau silahkan..”
“Uang saya Cuma ada 450 ribu, boleh gak?”
Waduh..saya bingung, karena itu harga modal kami, akhirnya saya berembug. ‚” 

Bismillah ambilah Bu “kata saya.
Saya pun mengantar kambing ibu.
Ketika sampai di rumah ibu tersebut, saya terkejut..!.
“Astaghfirullaah.. Allahu Akbar..!”
Terasa mengigil seluruh badan saya ketika melihat keadaan rumah ibu tersebut.

Ibu itu hanya tinggal bertiga dengan ibu dan satu orang anaknya di rumah gubuk berlantai tanah.
Saya tidak melihat tempat tidur/ kasur, yang ada hanya dipan kayu beralas tikar lusuh.

Diatas dipan, sedang tertidur seorang nenek tua kurus.
” Mak..bangun mak, nih liat Sumi bawa apa…”
Perempuan tua itu terbangun.

“Mak , Sumi udah beliin kambing buat emak qurban, ntar kita bawa ke Masjid ya mak…”
Orang tua itu kaget namun terlihat sorot bahagia di matanya.

Sambil mengelus-elus kambing, orang tua itu berucap, “Alhamdulillah… akhirnya kesampaian juga emak berqurban…”
“Nih bang duitnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, saya hanya kuli cuci, saya sengaja kumpulkan uang untuk beli kambing yang mau saya niatkan buat qurban ibu saya…”

Duh GUSTI… Ampuni dosa hamba… Hamba malu berhadapan dengan hambaMU yg satu ini. HambaMU yang Miskin Harta tapi dia kaya Iman. Seperti bergetar bumi ini setelah mendengar kalimat dari ibu ini.

“Bang nih ongkos bajajnya.!” panggil si Ibu.
“Sudah bu, biar ongkos bajaj saya yang bayar.”

Saya buru buru pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah SWT.

Semoga cerita ini bermanfaat..
Selengkapnya »»  

Qurban

Hikmah Qurban
 
Oleh : Ustadz Muhammad Arifin Ilham

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.

Sahabatku inilah diantara Hikmah Qurban,

1. Bukti nyata bersyukur, “Supaya mereka menyebut nama Allah atas apa yang Allah rizkikan kepada mereka berupa binatang ternak….” (QS. Al Hajj : 34),

2. Bukti sebagai hamba bertaqwa,
“Daging daging unta unta darahnya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya…” (Al – Hajj :37),

3. Berhak untuk beribadah kpd Allah,
“Barang siapa yang mempunyai keluasan (harta) & tidak mau berkurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami!” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, Ad Daruquthni & Al Baihaqi),

4. Meraih ampunan dosa,
”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa dosa yang kamu lakukan… (HR. Abu Daud & At-Tirmizi),

5. Pahala besar, “Pada tiap tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah),

6. Hewan Qurban bersaksi, Sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dg tanduk, kuku & bulu2nya. & sesungguhnya darah hewan qurban akan jatuh pd sebuah tempat didekat Allah sebelum darah mengalir menyentuh tanah. Maka berbahagialah jiwa dengannya”. (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah & Al Hakim).
Selengkapnya »»