Sebuah
perjalanan
Sebuah
perjalanan, tidak lebih. Tidak mengandung makna bias. Hanya
perjalanan saja. Ya, antara Ngawi dan Randublatung hanyalah
sebuah rute perjalanan. Hanya 33 km saja. Jarak yang tidak terlalu
jauh untuk sebuah perjalanan. Untuk jalur umum normalnya bisa
ditempuh hanya 30 menit-an itupun dengan kecepatan yang sedang-sedang
saja, tetapi untuk jalur yang "satu ini" harus membutuhkan
kesabaran yang ekstra.
Rute
ini bisa ditempuh dengan dua jalur yang berbeda, lewat Getas dan
lewat Nginggil (Mendenrejo). Antara dua jalur yang berbeda tapi
mempunyai jarak yang sama, seperti segitiga sama sisi. Masing-masing
jalur juga memiliki karakteristik yang berbeda.
Bila
melewati jalur Getas maka sepanjang perjalanan Anda akan
menapaki jalan-jalan dengan batu padas yang merangas, batu kali yang
tajam, jalan yang bergelombang, tapi disatu sisi Anda akan menikmati
pemandangan yang bagus yaitu nuansa hutan jati yang luas.
Sebetulnya
jalan tersebut tidak bisa dikatakan rusak, karena kalau pengertian
"rusak" berarti jalan tersebut dulunya "baik"
tetapi kalau jalan ini dari dulu-dulunya ya seperti itu ...!
Sedang
bila Anda melewati jalur Nginggil, maka sepanjang perjalanan Anda
akan dibawa menapaki tanjakan-tanjakan yang cukup tinggi disepanjang
tebing-tebing pegunungan dan dibawahnya terbentang aliran sungai
Bengawan Solo, sebuah pemandangan yang begitu indah.
nah,
indah bukan. Sesuai syairnya " ... musim kemarau, tak ada
air-mu ... dimusim hujan air meluap sampai jauh..."
ketika menjelang kemarau dasar sungai nampak kelihatan sedang ketika
musim hujan maka sepanjang aliran sungai dari hulu sampai hilir, dari
Solo sampai Bojonegoro selalu menjadi langganan banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar