Minggu, 23 September 2012

Antara Ngawi Randublatung

Sebuah perjalanan

Sebuah perjalanan, tidak lebih. Tidak mengandung makna bias. Hanya perjalanan saja. Ya, antara Ngawi dan Randublatung hanyalah sebuah rute perjalanan. Hanya 33 km saja. Jarak yang tidak terlalu jauh untuk sebuah perjalanan. Untuk jalur umum normalnya bisa ditempuh hanya 30 menit-an itupun dengan kecepatan yang sedang-sedang saja, tetapi untuk jalur yang "satu ini" harus membutuhkan kesabaran yang ekstra.
Rute ini bisa ditempuh dengan dua jalur yang berbeda, lewat Getas dan lewat Nginggil (Mendenrejo). Antara dua jalur yang berbeda tapi mempunyai jarak yang sama, seperti segitiga sama sisi. Masing-masing jalur juga memiliki karakteristik yang berbeda.

Bila melewati jalur Getas  maka sepanjang perjalanan Anda akan menapaki jalan-jalan dengan batu padas yang merangas, batu kali yang tajam, jalan yang bergelombang, tapi disatu sisi Anda akan menikmati pemandangan yang bagus yaitu nuansa hutan jati yang luas. 

Sebetulnya jalan tersebut tidak bisa dikatakan rusak, karena kalau pengertian "rusak" berarti jalan tersebut dulunya "baik" tetapi kalau jalan ini dari dulu-dulunya ya seperti itu ...!

Sedang bila Anda melewati jalur Nginggil, maka sepanjang perjalanan Anda akan dibawa menapaki tanjakan-tanjakan yang cukup tinggi disepanjang tebing-tebing pegunungan dan dibawahnya terbentang aliran sungai Bengawan Solo, sebuah pemandangan yang begitu indah.

nah, indah bukan. Sesuai syairnya " ... musim kemarau, tak ada air-mu ... dimusim hujan air meluap sampai jauh..."  ketika menjelang kemarau dasar sungai nampak kelihatan sedang ketika musim hujan maka sepanjang aliran sungai dari hulu sampai hilir, dari Solo sampai Bojonegoro selalu menjadi langganan banjir.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar