Selasa, 02 Oktober 2012

Kokot

Mengkang Kokot

Pati, Maret 2012

Siang itu, datanglah sepasang suami istri ingin menggadaikan kalung. Rupanya kalung yang akan digadaikan itu masih dalam posisi dipakai, sehingga ia harus melepasnya dulu di depan loket. 

" Mas, nyuwun tulung dibukakne kokot-e nggih?" pinta sang ibu tadi pada saya..(Mas, minta tolong dibukakan kaitnya ya)

" Ngapunten Bu, kalih Bapak-e mawon nggih?" jawab saya.. (Ma'af Bu, sama suami ibu saja ya). 

Bukannya saya nggak mau membantu, tapi kalau disampingnya ada orang yang lebih berhak membantu (suaminya) kan ya lebih afdhol. Kan ya pakewuh juga, kalau sampai  harus pegang leher segala.
Semenit, lima menit, kok ya nggak bisa-bisa juga si suami membuka kokotnya. 

Akhirnya si ibu itu jengkel juga kalau sampai lama harus menundukkan kepalanya. Tanpa terduga si ibu itu ngomel dengan "tajwid' dan "makhroj" yang lancar,  membentak sama suaminya,

" Mengkang kokot wae kok rak iso, iso-ne mung mengkang sikhil thok." ... (Membuka kokot saja kok tidak bisa, bisanya cuma membuka kaki)

Mendengar omelan ibu itu kontan saja nasabah yang ada disekitarnya jadi gerr, sedang si suaminya cuma cengar-cengir ....

Duh, si Ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar